lihatlah lebih dekat kau akan tau hakikatnya

Area Khusus Wanita di Busway

Selewat saja, apa yang terlintas di kepala saya ketika naik busway dan melihat area khusus wanita. Ini bukan hal yang baru pastinya, tapi sebagai orang yang belum lama tinggal (baca: ngekos) di Jakarta, baru kali ini melihat langsung dengan mata kepala sendiri, ada area khusus wanita. Melihat perbedaan area seperti ini pikiranku menerawang pada isu gender yang selalu digembar-gemborkan oleh para pejuang emansipasi. Ya, pertanyaan mulai muncul secara sporadis, apakah area khusus wanita ini melanggar kesetaraan gender? Bukankah di awal kemunculan busway justru emansipasi wanita juga yang membuat adanya perempuan sebagai sopir busway?

sopir busway wanita : “keren kan saya?”

Area khusus wanita ini disosialisasikan pada Desember 2011 dikarenakan meningkatnya kasus pelecehan seksual terhadap wanita. Yang tercatat saja, pada tahun 2011 mencapai 8 kasus, belum yang tidak tercatat (pada kenyataannya pasti lebih banyak). Terlepas dari emansipasi wanita, saya sangat sepakat dengan adanya area khusus wanita karena kaloa kata Bang Napi : “Kejahatan tidak selalu terjadi hanya karena niat pelakunya, tapi juga kesempatan. Waspadalah, waspadalah!”

Bang napi

Dengan adanya area khusu wanita, maka secara sistem, kemungkinan seseorang melakukan pelecehan sekual akan berkurang. Disini lah peran hukum dan sistem. Hukum (law) bukan hanya untuk memberi hukuman (punishment), tapi memiliki peran untuk mencegah dan mendidik. Dengan adanya penegakkan hukum yang tegas dan hukuman yang berat, serta sistem yang menekan kemungkinan kejahatan terjadi, bukan tidak mungkin angka kejahatan ditekan hingga mendekati 0%.

Uniknya, solusi area khusus wanita ini membutuhkan waktu 8 tahun!! (awal Januari 2004 beroperasi, area khusus wanita disosialisasikan pada akhir tahun 2012). Membutuhkan waktu 8 tahun dan memakan banyak korban dulu untuk melahirkan solusi ini. Hmm, pola pengaturan hukum dan masyarakat kita tertinggal bahkan dengan peradaban di 1400 tahun yang lalu. Ya, Islam sudah mengenalkan konsep Hijab dalam hubungan bersosial. Allah sudah mengetahui hukum dan sistem yang paling cocok untuk manusia, namun begitula, kita sebagai manusia dengan sombongnya, sok-sokan membuat kebijakan sendiri. Bahkan mungkin area khusus wanita ini bisa membuat kita bangga karena ini merupakan hasil analisis kita sendiri, yang padahal dibayar dengan banyaknya korban pelecehan seksual selama 8 tahun.

Namun saya juga berpikir, apa jadinya jika kebijakan area khusus perempuan itu diberlakukan sejak awal, di tahun 2004. Mungkin banyak yang menentang juga dengan alasan kesetaraan gender, atau emansipasi wanita, atau jangan terlalu berpihak pada satu agama lah, atau jangan terlalu arab sentris lah. Padahal konsep hijab sendiri adalah konsep yang memuliakan wanita, bukan merendahkan, seperti apa yang dibayangkan para pejuang emansipasi. Mengenai emansipasi wanita, teman saya pernah membuat kultwit tentang #emansipasi. Saya tekankan sekali lagi, hijab itu untuk memuliakan kaum wanita, maka pada hakikatnya kaum pria yang menjaga hijab adalah untuk memuliakan kaum wanita juga.

Pada akhirnya, jika kita melihat hukum yang telah Allah turunkan untuk manusia di dalam Al-Qur’an, pasti banyak hikmahnya, pasti. Mudah-mudahan untuk kasus yang lain, kita tidak perlu menungu banyak korban terlebih dahulu untuk mendapatkan solusi terbaik, yang sebenarnya, ujung-ujungnya sudah ada di dalam Al-Quran.

ladies area

Leave a comment